Rabu, 06 April 2011

IGOR CUP

susah mau steal bolanya
foto setelah kemenangan
toss
walau kalah tetap ceria
                                                                                              spandubel


Hey udah lama gak posting posting nih (males sih padahal) hehe. Kebetulan aja ada yang bagus buat diposting. Tapi ini udah lama beritanya jadi udah pada tau duluan.
Jadi begini ceritanya, waktu itu ada lomba basket dalam event igor cup. Dan kebetulan kami pengen ikut, tapi suratnya belum ada. Untung ada inun yg baik hati (amin) yang minta suratnya ke pak made (ketua panitia). Setelah dapat surat itu kami pun setuju untuk ikut lomba itu. Pada awalnya smpn 1 ingin mengirimkan 2 tim putra dan 1 tim putri. Karena ada kesalahan pas TM (tehnical meeting) maka kami mengirimkan 1 tim putra dan 1 tim putri saja. Karena kesalahan itu jadinya kami bingung memilih pemain. Akhirnya sang kapten memutuskan yang main nanti adalah :
NO. PUNGGUNG
NAMA
KELAS
POSISI
18
ISA RAYNICA. D
IX SBI 2
POINT GUARD
10
FATHUR GANDI
IX-5
SHOOTING GUARD
30
JULIAN DWI. N
IX-5
CENTRE
29
YOSEF HARDIANTO
IX-4
SMALL FORWARD
21
M. RONNY
IX-5
POWER FORWARD
22
GHIFFARI.N
IX-4
POINT GUARD
74
ALDINO DATA. P
IX SBI 1
POWER FORWARD
8
YUTFI
VIII SBI 5
CENTRE
4
EDO
VIII SBI 4
SHOOTING GUARD
40
INUN
VIII SBI 1
SMALL FORWARD
76
RIZKY
VIII-3
SHOOTING GUARD
27
ASDI
VIII SBI 4
POINT GUARD

Biar gitu, tetap saja kami belum ada persiapan untuk bertanding dan akhirnya kami bertanding dengan bebas (semaunya) melawan tim smp 3. Untungnya, ada hifni (kakaknya rizky) yang mengatur kita. Memang pas bertanding kami percaya diri bisa menang melawan musuh dan akhirnya smp1 menang telak (27-8).
Pas hari kamisnya kami melawan smp 12. Sebelumnya kita pernah bertanding pas smansa cup (sory gak ada postingannya). Karena sudah tau mainnya musuh jadi kami bisa main dengan tenang dan memanfaatkan julian sebagai pointer. Dan akhirnya kami menang telak lagi (23-7). Karena menang, smp 1 pun melaju ke babak semifinal.
Di babak semi final, smp 1 melawan smp 14, melihat postur tubuh yang pada tinggi tinggi mental kami pun sudah ciut. Namun karena sudah pertandingan resmi ya mau tidak mau kami harus berhadapan. Saat pertandingan di mulai di babak pertama kami sudah tertinggal tipis. Tapi kami coba untuk memahami permainan smp 14. Di tengah tengah pertandingan pas aku masukin bola isa ngomong “sudah tau kan kelemahannya?” katanya nyaring kepadaku. Aku pun mengiyakan saja padahal emang gatau kelemahannya dimana. Aku berpikir kayaknya isa sengaja bohong biar nakutin lawan aja. Namun kami masih tertinggal hingga di kuarter 4. Di tengah kuarter 4 kami dapat menyamakan kedudukan (14-14). Dan untungnya smp 14 membuat foul jadi aku melakukan free throw, sayangnya lemparanku dua duanya gak masuk, tapi ada aldino yang langsung me rebound dan masukinn bolanya. Akhirnya kami unggul 16-14 dan mempertahankannya sampai habis pertandingannya. Dan yang lebih keren lagi kemenangan ini sempat masuk koran loh hehehe.
Dan inilah puncak perjuangan perang kami dalam membela nama baik sekolah (allahuakbar loh?) karena kami telah masuk final menghadapi smp 2, tim yang memang hebat. Dan saat itu barulah pelatihnya datang. Jujur aku gak suka sih kalo pas final baru muncul. Tapi gapapa deh aku gak berani ribut soalnya banyak yang nonton. Karena final di adakan upacara sebelum bertanding. Jelas saja kami grogi karena ini pertama kalinya kami bertanding sampai final. Saat bertanding, kami mencoba untuk tenang. Tapi smp 2 bermain cukup baik sehingga kami cukup sulit untuk menahannya. Dan akhirnya kami pun harus mengakui keunggulan musuh kami karena sampai akhir pertandingan kami kalah dengan skor (22-26). Walaupun kami kecewa karena kalah tapi kami harus bangga dengan hasil itu karena kami tidak berlatih sedikit pun. Dan aku berjanji akan berlatih hingga dapat menjadi juara 1!!
Oke sekarang selesai ceritanya dan tunggu postingan selanjutnya ya

 


Jumat, 18 Maret 2011

mengapa setiap liburan bandung MACET?

Mengapa Setiap Liburan Bandung MACET?


MACET! Hanya satu kata yang terungkap setiap kali membicarakan Bandun di hari Minggu. Meski demikian pengunjungnya tak kunjung henti, tak kunjung berkurang. bertambah iya.

Tampilan Parij van Javai ini tambah hari nampaknya makin semlohei. Tak heran, jumlah pengunjung setiap libur terus berdatangan membuat arus lalu lintas memadat, menyemut di nyaris semua ruas jalan di kota ini.
Pengujung yang didominasi asal Jakarta itu datang ke Bandung bukan hanya untuk menikmati udara yang dingin saja – karena Bandung sudah tak dingin lagi – , tapi menikmati pusat belanja pakaian dan makanan yang beda dari yang ada di ibukota ini.
 

Berdasart pemantauan, ribaun pengujung selalu memadati Jalan RE Martadinata dan Dago, karena di jalan ini beridiri  puluhan FO dan rumah makan setelah Cihampelas.
 Di Cihampelas, ada ratusan toko busana jeans dengan mematok harga  murah dengan kualitas tinggi. Semenjak FO berdiri, keberadaan Cihampelas menjadi pusat pakaian alternatif di mata pengujung. Mereka baru berkunjung ke Cihampelas ketika pakaian yang menjadi taget utama mereka tak ditemukan di FO
 Belakangan, FO yang berdiri di Dago dan RE Martadinata terus berbenah diri sehingga semua kebutuhan pengujung bisa didapat di pusat ini.  Terlebih, dari pusat FO yang berdiri di pusat kota bandung cukup memudahkan pengunjung untuk mencari hotel.

Hotel Panghegar, Preanger, Homan, Kedaton, Cemerlang, dan Papandayan,yang merupakan tempat penginapan pavorit lokasinya tak jauh dari FO berdiri.
Yang cukup menarik lagi, di Jalan dago dan Martadinata berdiri rumah makan yang kini menjadi target utama pengujung.  Sebut saja, rumah makan Bumbu Desa, Rumah Makan Sunda, dan wisata kuliner lainnya hampir 90 persen berdiri di dua ruas jalan utama itu. Berhubung kondisi kebutuhan pengujung cukup terpenuhi di tempat itu, maka tak berlebihan jika mereka lebih banyak meluangkan waktu di sekitar Jalan Dago.

Memang, di Bandung beridiri gedung bersejarah seperti Gedung Sate, Asia Afrika, dan sejumlah musem lainnya, tapi dalam libur gedung  bersejarah minim pengunjung dibanding factory outlet.
PENERTIBAN
 Melihat kenyataan seperti itu, tak sedikit warga bandung meninta supaya Pemda setempat segera menertibkan wisata FO dan kuliner agar tak terjadi ketimpangan dalam jumlah pengunjung.
Paket wisata harus dibenahi supaya wisatawan yang datang bisa menikmati wisata sejarah, pakaian, dan kuliner cukup berimbang.

MACET UEY

Bandung macet Euy! Itulah lontaran kata yang acap kali dilontarkan pengunjung yang datang ke Kota Kembang ini. Tak sedikit mereka merasa kaget atas penderitaan macet yang kini kian parah di Bandung.
Berbagai tudingan penyebab kemacetan pun terus dilontarkan mulai tak berjalannya lampu lalu lintas (trafic light), terlalu banyak kendaraan, hingga ke tidakdisiplinnya para pengemudi.

Lebih telak lagi, sasaran tembak atas macetnya sejumlah jalan utama di Bandung akhir-akhirnya ditujukan ke pengusaha factory outlet (FO) dan pihak kepolisian. Polisi dinilai belum oprimal bekerja di lapangan dalam mengatur lalu lintas, kemudian FO dituding mendirikan usaha seenaknya tanpa memikirkan tata ruang kota Bandung.

Pemda setempat dinilai terlalu mudah memberikan izin usaha meski mereka membangun FO bukan di tempat peruntukannya.

Terlepas siapa yang salah dan benar bukanlah suatu hal yang perlu diperdebatkan. Yang jelas Bandung kini sudah macet… macet…. dan kemacetan itu sudah diluar kewajaran terutama menjelang akhir pekan, dan menghadapi libur panjang.

Bisa dibayangkan, macet dari pintu tol Pasteur ekornya hingga tembus ke Gedung Sate. Luar biasa!.
Kemacetan di kota Bandung mulai terjadi empat tahun ini ketika wisata pakaian (FO) dan kuliner di kota ini terus bermunculan. Memasuki tahun tahun 2002 angka kemacetan hanya meliputi pintu tol Pasteur. Lambat laun menjalar ke Jalan Oten dan Cihampelas yang pertama kali dikernal pengujung. Kedua tempat tertsebut merupakan cikal bakal wisata pakaian.

Dari dua tempat tersebut angka kemacetan terparah sering kali terjadi di Cihampelas. Pasalnya, sepanjang jalan itu sejak dulu sudah berdiri pusat jeans yang terkenal murah dengan kualitas bagus. Memasuki tahun 2004 pusat pakaian terus berkembang hingga beberapa jalan utama seperti Jalan Dago, Setiabudi, hingga Jalan RE Martadinata kini sudah beralih fungsi dari rumah dinas militer mendadak disulap menjadi FO, rumah makan, dan hotel.

 Buntut dari pesatnya pembangunan usaha di ruas jalan tadi imbasnya dapat dirasakan saat ini. Bandung, macet, macet dan macet. Ironisnya, Pemda sendiri nampak menutup sebelah mata atas kemacetan itu.
Padahal jika diurut ke fungsi semula baik wilayah Dago, RE Matradinata, dan Ledeng bukan untuk daerah usaha. Meski kemacetan kini sudah menelan Bandung tapi tak ada satu pun yang mengaku bertanggungjawab.

Kasat lantas Polwiltabes Bandung, AKBP Prahoro ketika dimintai komentar mengaku angka kemacetan di Bandung belum mencapai ke titik krtitis dan dinilai masih sederhana.

Dia menuturkan, berdasar pengamatan lapangan kemacetan itu hanya terjadi di beberapa jalan utama. ” Ada tujuh jalan utama yang ditakuti di Bandung baik oleh warga setempat maupun pengujung,” ujarnya.

 Jalan Kiracondong, Gatot Sunroto, Kopo, dan Buahbatu merupakan tiga jalan yang ditakuti warga setempat setiap hari. Di jalan ini setiap pagi dan menjelang bubaran kantor selalu terjadi kemacetan yang luar biasa. Sedang pada suasana libur arus lalu lintas di jalan tersebut selalu lancar dan terkendali. Memasuki libur empat jalan utama yang ditakuti pengujung maupun warga setempat. ” Jalan Pasteur, Cihampelas, Dago, Setiabudi dan RE Marthadinata merupakan jalan yang sudah dicap pusat kemacetan,” kata Prahoro.

 Kasat lantas sependapat, kemacetan parah yang terjadi pada liburan di empat jalan utama imbasnya ke ruas jalan lain. Oleh karena itu, kelumpuhan arus lalu lintas lebih sering terjadi pada libur panjang dan di tempat tertentu.

” Kemacetan itu belu menyeluruh dan baru terjadi di beberapa ruas jalan. Kami masih mampu mencairkan masalah itu dengan menurunkan 280 anggota lali lintas,” kilah dia.